Powered By Blogger

Rabu, 28 Maret 2012

ISOLASI dan PEMURNIAN CENDAWAN dari BERBAGAI SUMBER


ISOLASI dan PEMURNIAN CENDAWAN dari BERBAGAI SUMBER
Tujuan
Untuk mengisolasi dan memurnikan cendawan
Metode
            Pembuatan media ASK ( agar sukrosa kentang ) dibuat dengan komposisi 200 gram kentang kupas, 20 gram sukrosa dan 20 gram agar-agar. Rebus kentang dengan air sebanyak 500 ml selama 20 menit, setelah 20 menit pisahkan antara kentang dengan air. Campur agar-agar dengan air 500ml aduk hingga rata, kemudian panaskan hingga warnaya menjadi bening, tambahkan 2 kapsul antibiotic ( klorofenikol) dengan tujuan menghambat bakteri. Ketika pemanasan tentunya volume dari air rebusan kentang maupun dari agar-agar agar berkurang, oleh maka itu tambahkan dengan aquades hingga total antara air kentang dengan agar-agar mencapai 1000ml.
            Pada isolasi cendawan digunakan bahan daun singkong yang sakit, cabai yang sakit dan jamur. Potong daun singkong maupun cabai sekitar 0.5x0.5 cm . setelah dipotong masukkan ke dalam kolorks 1 %  rendam selama 30 detik kemudian bilas dengan air aquades. Setelah dibersihkan keringkan dengan tisu steril. Setelah  kering masukan ke media PDA ( potapo desxtrose agar). Pada isolasi jamur ambil bagian dari tangkai yang tidak kontam kemudian masukkan ke media PDA. Lakukan dengan teknik aseptic.
            Pemurnian cendawan dilakukan dari hasil isolasi cendawan. Setelah melakukan isolasi, pada media PDA akan tubuh hifa-hifa dari cendawan tersebut, kemudian ambil bagian  dari spora kemudian pindahkan ke media PDA yang baru.
            Pada penyimpanan cendawan ke media miring dilakukan dengan tujuan koleksi, karena pada media agar miring, cendawan tahan lama dan dapat disimpan dalam jangka yang lama. Setelah pemurnian dilakukan, maka biakan cendawan hasil pemurnian dipindahkan ke agar miting. Lakukan dengan teknik aseptic.
Hasil pengamatan
1.      Pembuatan media ASK
Gambar 1                                gambar 2                                 gambar 3
2.      Isolasi cendawan
                     B
   A
Gambar 4

3.      Pemurnian cendawan

Gambar 5

4.      Penyimpanan pada agar miring
Gambar 6                                gambar 7
Keterangan gambar
Gambar 1 media cawan sebelum terkontaminasi
Gambar 2 media agar miring
Gambar 3 media cawan yang terkontaminasi
Gambar 4A) Isolasi Daun Singkong (kiri), 4B) Jamur Tiram (kanan)
Gambar 5A) pemurnian daun singkong
Gambar 6 penyimpanan media daun singkong
Gambar 7 penyimpanan media jamur tiram
Pembahasan
Media pertumbuhan adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat- zat makan(nutrisi)  yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media yang berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel.  Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolate mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya. Media PSA atau Potato Sukrose Agar  yang komposisinya  terdiri dari ekstrak kentang, sukrosa (gula pasir) dan agar. Media ini sangat dipengaruhi oleh kandungan bahan penyusunnya, seperti kandungan nutrisi dalam ekstrak kentang tergantung dari jenis, umur, lokasi tanam dan sebagainya, begitu pula dengan gula dan agar.  Media pertumbuhan PSA berfungsi sebagai media pertumbuhan cendawan. ( Dwijoseputro 1994)

Teknik aseptic  atau Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat berkembang biak. Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri. Teknik aseptic sangat diperlukan dalam pembuatan media, isolasi dan pemurnian cendawan biar tidak terkontaminasi dengan mikroorganisme yang tidak di inginkan.(Hadioetomo 1993)
Isolasi adalah cara untuk memisahkan atau memindahkan  mikroba tertentu dari lingkungannya, sehingga di peroleh kultur murni atau biakan murni. Kultur murni adalh kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Biakan murni diperlukan karena semua metode mikrobiologis yang digunakan untuk menelaah dan mengidentifikasi mikroba. Termasuk penelaahan ciri2 kultur, morfologis, fisiologis, maupun serologis diperlukan hanya satu macam mikroba saja
            Praktikum pembuatan media PSA (potato sukrosa agar) dihasilkan media yang tidak kontam baik di media cawan maupun agar miring. Setelah beberapa hari pada media cawan tumbuh koloni atau terjadinya kontaminasi dari cendawan dari udara. Hal ini bias dilihat ada tumbuh spora yang berwarna hijau.
            Hasil isolasi dari daun singkong yang sakit dan jamur tiramyang  menunjukan terjadinya pertumbuhan koloni. Pada media terlihat terjadinya kontaminan dengan tumbuhnya spora dari cendawan lain. Hal ini terjadi dikarenan kerja yang dilakukan kurang aseptic, sehingga terjadinya pertumbuhan koloni baru yang bukan dari bahan.
            Pemurnian cendawan hasilnya menunjukan pertumbuhan yang sangat pesat, hal ini bisa dilihat dari pertumbuhan sporanya yang banyak dan padat. Pada pemurnian cendawan  tidak terjadi kontaminasi, hal ini dapat terlihat tidak ada pertumbuhan mikroorganisme yang lain.
            Pemurnian  cendawan pada medium agar miring tidak terjadi kontaminan pada daun singkong dan cendawanya tumbuh dengan pesat. Pada pemurnian jamur tiram terjadi pertumbuhan dan tidak terjadi kontaminasi.
Simpulan
            Untuk mengisolasi dan memurnikan cendawan dibutuhkan media pertumbuhan. Komposisi media pertumbuhannya yaitu PDA ( potato dextrose agar) dan PSA ( potato sukrosa agar).

Jumat, 23 Maret 2012

Isolasi dan Pemurnian Cendawan

Penyimpanan Media Miring Daun Singkong

 Kontaminasi Media Cawan

Media Cawan

 Media Miring (kosonng)

Pemurnian Daun Singkong

 Pemindahan (Penyimpanan) Media Miring Jamur Tiram

 Isolasi Daun Singkong (kiri), Jamur Tiram (kanan)


   

Selasa, 28 Februari 2012

Cendawan Mematikan


Cendawan Yang Telah Membuat Manusia Gentar Akibat Sifat Patogennya Pada Tanaman Pertanian
Klasifikasi Ilmiah


Domain : Eukariota                                                                                
Kerajan   : Chlromalveolata                                                                     
Filum      : Heterokontophyta                                                                  
Kelas      : Oomycetes
Ordo       : Peronosporales
Famili     : Pythiaceae
Genus     : Phytophthora
Spesies   : Phytophthora ifestans


Domain : Eukariota                                                                                
Kerajaan : Chlromalveolata                                                                     
Filum      : Heterokontophyta                                                                  
Kelas      : Oomycetes
Ordo       : Peronosporales
Famili     : Peronosporaceae
Genus     : Plasmopara
Spesies   : Plasmopara viticola


              
               Phytophthora ifestans adalah jenis cendawan yang umumnya menyerang umbi-umbian khususnya kentang dengan sebutan penyakit hawar pada daun kentang. Phytophthora ifestans memiliki daur hidup dimulai saat sporangium terbawa oleh angin. Jika jatuh pada setetes air pada tanaman yang rentan, sporangium akan mengeluarkan spora (zoospora), yang seterusnya membentuk pembuluh kecambah yang mengadakan infeksi. Wabah hawar ini telah merambah mulai dari amerika sampai eropa. Bahkan kasus pada tahun 1930-1945 dimana Phytophthora ifestans  menyerang perkebunan kentang di Amerika dan Eropa. Di negara Irlandia kasus ini merenggut ratusan ribu nyawa manusia. Peristiwa ini dikenal dalam sejarah sebagai The Great Famine. Sejak saat itu, penyakit ini telah menjadi kendala utama produksi kedua komoditas pertanian tersebut di dunia, terutama di daerah yang beriklim sejuk dan lembab.
               Plasmopara viticola sejenis cendawan parasit yang menyerang anggur dan juga dikenal sebagai penyakit bulai anggur yang dianggap sebagai patogen anggur paling dahsyat di Amerika Utara dan Eropa. Cendawan ini awalnya diamati di Amerika Serikat dan akhirnya merambah ke Eropa. Di Francis Professor Alexis Millardet mengamati perkebunan anggur. Ternyata bagian tepi pinggir jalan perkebunan tidak terinfeksi cendawan. Setelah diamati ternyata para petani memberikan serbuk putih untuk mengelabui pencuri anggur. Professor Alexis Millardet meneliti di laboratorium apa yang terjadi. Akhirnya professor dari Universitas Bodeaux menemukan fungisida pertama untuk mengontrol penyakit dari Plasmopara viticola.

Sumber : Alexopoulos CJ, Mims CW, Blackwell M. 1996. Introductory Mycology. Ed ke-4.
                Newyor : Jhon Wiley
               www.extento.hawaii.edu/kbase/crop/type/p_infest.htm